......
.
.Apa pesan ustaz?”
“Pesan saya ialah pesan yang selalu saya bisikan pada diri saya sendiri… jagalah Allah, Allah akan jaga kita. Allah lebih besar daripada masalah kita. Pintalah kepada Allah agar memutuskan sesuatu yang baik buat kita walaupun keputusan itu nanti mungkin berlawanan dengan apa yang kita inginkan!”
“Saya sepi ustaz…”
“Kita akan sepi bila hati kita sepi dengan Ilahi. Bila terpisah dengan Allah, kita akan sunyi walaupun semua orang yang tersayang masih di sisi. Kita boleh kehilangan seorang isteri, tetapi kita tidak mampu ‘kehilangan’ Allah dengan melupakan-Nya.”
“Isteri saya akan kembali?”
“Itu tidak pasti. Hati orang… mana mungkin kita menentukannya. Tetapi yang pasti, tuan telah kembali. Kembali kepada Allah, kembali ke rumahNya ini… hati orang yang berada di rumah Allah tidak akan sunyi.”
Saya teringat bagaimana Rasulullah SAW sendiri mengasingkan diri di tingkat atas masjid Nabawi ketika baginda diuji oleh ragam isteri-isterinya. Begitulah tawaduknya baginda. Baginda pun kembali kepada Allah sewaktu diuji. Lantaran itu, Allah telah menurunkan surah Al Tahrim ayat 5, sebagai penghibur kepada jiwanya. Firman Allah itu bermaksud: “Jika nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadat, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan.
Ya, kehilangan acap kali menemukan kita kepada sesuatu yang lebih berharga. Itulah ajaibnya cinta Allah dalam hati hamba-Nya. Hati suami yang mencintai Allah selamanya tidak akan sunyi. Sekiranya dia benar-benar mencintai Allah, dia akan tenang, sama ada ketika isteri masih di sisi atau sudah tiada lagi. Justeru, apabila diuji, kembalilah ke rumah Allah, dan jangan lupakan doa ini: ”Ya Allah, berikanlah cintaMu kepada ku dan jadikanlah aku mencintai orang yang mencintaiMU dan mencintai segala sesuatu yang membawa kepada kecintaanMu. “
Waktu menghampiri jam 11 tengah hari. Saya terpaksa pergi. Ketika melangkah ke luar masjid, mata saya sempat melirik ke arah lelaki tersebut. Dia masih duduk bersimpuh di sana, dengan Al Quran yang terus terbuka di tangannya. Ya Allah, Kau berikanlah ketenangan buat hatinya yang sunyi. Berikanlah kepadanya cintaMU yang sejati! Agar, kami tidak menjadi lelaki-lelaki yang sunyi. Amin.
“Saya sepi ustaz…”
“Kita akan sepi bila hati kita sepi dengan Ilahi. Bila terpisah dengan Allah, kita akan sunyi walaupun semua orang yang tersayang masih di sisi. Kita boleh kehilangan seorang isteri, tetapi kita tidak mampu ‘kehilangan’ Allah dengan melupakan-Nya.”
“Isteri saya akan kembali?”
“Itu tidak pasti. Hati orang… mana mungkin kita menentukannya. Tetapi yang pasti, tuan telah kembali. Kembali kepada Allah, kembali ke rumahNya ini… hati orang yang berada di rumah Allah tidak akan sunyi.”
Saya teringat bagaimana Rasulullah SAW sendiri mengasingkan diri di tingkat atas masjid Nabawi ketika baginda diuji oleh ragam isteri-isterinya. Begitulah tawaduknya baginda. Baginda pun kembali kepada Allah sewaktu diuji. Lantaran itu, Allah telah menurunkan surah Al Tahrim ayat 5, sebagai penghibur kepada jiwanya. Firman Allah itu bermaksud: “Jika nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadat, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan.
Ya, kehilangan acap kali menemukan kita kepada sesuatu yang lebih berharga. Itulah ajaibnya cinta Allah dalam hati hamba-Nya. Hati suami yang mencintai Allah selamanya tidak akan sunyi. Sekiranya dia benar-benar mencintai Allah, dia akan tenang, sama ada ketika isteri masih di sisi atau sudah tiada lagi. Justeru, apabila diuji, kembalilah ke rumah Allah, dan jangan lupakan doa ini: ”Ya Allah, berikanlah cintaMu kepada ku dan jadikanlah aku mencintai orang yang mencintaiMU dan mencintai segala sesuatu yang membawa kepada kecintaanMu. “
Waktu menghampiri jam 11 tengah hari. Saya terpaksa pergi. Ketika melangkah ke luar masjid, mata saya sempat melirik ke arah lelaki tersebut. Dia masih duduk bersimpuh di sana, dengan Al Quran yang terus terbuka di tangannya. Ya Allah, Kau berikanlah ketenangan buat hatinya yang sunyi. Berikanlah kepadanya cintaMU yang sejati! Agar, kami tidak menjadi lelaki-lelaki yang sunyi. Amin.
No comments:
Post a Comment